Cerpen

merdeka beraktivitas basic!

8/19/2019 02:32:00 PM welcome 0 Comments

Satyo, Pria dengan tinggi 177 CM berat 73 KG dengan kulit sawo matang berambut pendek. Satyo adalah salah satu pria yang sedang menuntut ilmu disalah satu perguruan tinggi dengan segala kemampuan tenaga dan waktu yang dia miliki, Satyo sama seperti mahasiswa yang lain ketika beraktivitas. Cerita Satyo akan menggambarkan perjuangan zero to hero yang dapat dilakukan pada setiap aktivitas sehari-hari.

*Jegeeeerrr* suara petir saling bersautan bersama angin yang kencang dengan awan yang seharusnya belum gelap malah menjadi gelap beriingan dengan air yang berjatuhan begitu cepat. Ketika keadaan cuaca diluar sedang hujan lebat. Satyo sedang melakukan perkuliahan di kelas bersama teman sekelasnya.

“Oke anak-anak ibu anggap jika tidak ada yang bertanya sudah paham ya, ibu tutup perkuliahan ini assalamualaikum wr wb” Dosen menutup perkuliahan sambil berjalanan menuju keluar kelas.
Dosen keluar kelas dengan berakhirnya perkuliahan, namun mahasiswa dikelas masih belum beranjak dari mejanya masing-masing dikarenakan hujan yang masih lebat. Mahasiswa masih membahas pelajaran yang tadi dibahas. Lain hal dengan satyo, Satyo langsung keluar kelas menuju parikiran motor untuk pergi sambil hujan hujanan bersama teman sepergaulnya untuk menuju tempat basecamp mereka berkumpul.

*Perjalanan menuju basecamp* 
Hujan masih mengguyur secara deras, namun satyo dan kawan kawan menerobos hujan yang lebat tanpa jas hujan untuk sampaii basecamp mereka.

“Gw bela belain nih bro hujan sampe lepek baju gini gw kesini” Satyo berkata kepada Rudi temen se genknya.
“Lah siapa yang nyuruh lu kesini broohh.” Rudi berkata
“Ohiya ngapain juga gw kesini yak heran gw.”
Aktivitas Satyo dan teman temanya gajauh dari main game di handphone secara bersamaan sambil ngomongin orang alias ngegibah WkWk.
“Ada berita apanih niih” tanya Rudi ke Satyo sambil memegang hp 
“Berita apa maksudnya bro “ tanya Satyo
“Ya berita apa aja bro”
“Ohya ada berita kusus lu, Rana udah jadian sama gebetanya, jadi buat lo gausah nanya” atau ngarepin dia lagi oke!” 
Perkataan tersebut membuat suasana bermain game bersama makin hangat padahal diluar hujan deras. sepertinya kehangatan ini bersumber dari badan dan pikiran Rudi yang panas ketika mendengar Rana sudah jadian sama orang lain.

*Keesok hariannya*
*Kriinnkkkkk* suara alarm berbunyi dengan kencang.
“Satyo bangunnnnnnnn, kamu ngak kuliah?” mama satyo teriak dengan kencang.
Satyo hanya bangun untuk matikan alarm dan langsung tidur kembali.
Satyo bangun kembali jam 10 dan langsung bersiap menuju kuliahan secara terburu-buru

*Sesampainya dikampus*
“Kamu ini 3x mata kuliah saya telat teruss, ini yang ke empat, kamu ini niat ikut matakuliah saya tidak ?, 
Suasana kelas sepi karena ketika satyo masuk jam kuliah sudah habis namun, dosen masih bertahan dikelas.
“Iya maaf pak,
“Mata kuliah saya sebentar lagi habis, kalo nilai ujian kamu jelek saya gabisah bantu ya”
Dosen langsung keluar kelas, ketika selesai menasihati satyo.
“Tau gitu gw gausah masuk kelas ya tadi” Satyo berkata dalam hati,
Matahari menyinari dengan terang, perasaan Satyo yang tidak tentu sehabis dinasihatin dosen terduduk terdiam di depan kelas bersebelahan dengan mahasiswa lainnya yang sedang sibuk untuk mengerjakan tugas. Didalam pikiran kosong dan perasaan yang tak menentu satyo mendengar suara yang agak samar yang tidak begitu jelas, namun suara orang ngomong itu sangat menggebu-gebu. Ditelusuri lebih dekat oleh satyo sampai meninggalkan tempat dia bengong dengan perasaan kosong. Ternyata suara tersebut berasal dari tv yang berada diruangan dosen. Duduklah satyo dekat pintu ruangan dosen, sambil mendengarkan suara yang menggema dari tv tersebut.


Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berdjoang, untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun !
Gelombangnja aksi kita untuk mentjapai kemerdekaan kita itu ada naiknja dan ada turunnja, tetapi djiwa kita tetap menudju ke arah tjita-tjita.
Djuga didalam djaman Djepang, usaha kita untuk mentjapai kemerdekaan nasional tidak berhenti-henti.

Didalam djaman Djepang ini, tampaknja sadja kita menjandarkan diri kepada mereka. Tetapi pada hakekatnja, tetap kita menjusun tenaga kita sendiri, tetap kita pertjaja kepada kekuatan sendiri.
Sekarang tibalah saatnja kita benar-benar mengambil nasib-bangsa dan nasib-tanah-air didalam tangan kita sendiri. Hanja bangsa jang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnja.
Maka kami, tadi malam telah mengadakan
musjawarat dengan pemuka-pemuka rakjat Indonesia, dari seluruh Indonesia. Permusjawaratan itu seia-sekata berpendapat, bahwa sekaranglah datang saatnja untuk menjatakan kemerdekaan kita.
Saudara-saudara ! Dengan ini kami njatakan kebulatan tekad itu.
Dengarkanlah proklamasi kami:
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan
Kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, 17 Agustus 1945.
Atas Nama Bangsa Indonesia,
SOEKARNO – HATTA.
Demikianlah saudara-saudara !
Kita sekarang telah merdeka !
Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah-air kita dan bangsa kita !
Mulai saat ini kita menjusun Negara kita ! Negara Merdeka, Negara Republik Indonesia, – merdeka kekal dan abadi.
Insja Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu.

Suara bung karno yang sangat bergema terngiang dipikiran saat Satyo tidak sengaja mendengarkan suara pidato bung karno di tv ruang dosen, perjuangan para pahlawan yang telah dipelajari satyo saat duduk di bangku SMA pun muncul kembali dipikirannya yang sebelumnya seperti orang kebingungan.

“Mmhh gabisanih hidup gw gini terus, gw harus melalukan hal yang terbaik, tapi apa ya?”
Bingung dan bingung selalu yang dialami Satyo ini, mmhhhh, kiri kanan kiri kanan kepala satyo melihat mahasiswa dan mahasiswi lalu lalang depan matanya sambil memikirkan apa yang akan dilakukan.
“Udahlah gw ke basecamp pasti ada inspirasi yang gw bisa dapet” 
Berjalananlah satyo ke arah parkiran motor dan mengambil motornya, untuk berangkat menuju tempat tongkrongan..

Basecamp masih seperti biasa yang dipenuhi kumpulan mahasiswa dengan potensi terpendam yang belum dikeluarakan sampai saat ini. 
“Lo kemana bro tadi, kuliah kagak masuk” tanya Rudi
“Gw masuk bro, lu emg ga liat gw ?”
“Liat lo lagi di ceramahin dosen maksud lu ? haha”
“Sompret lu, gw pikir lu udh balik pas gw di marahin, taunya lagi mantau gw, jangan jangan lu abis pada ngomongin gw ya pas gw ga ada??”
“Hahahah gw udh bukan ngomongin lu lagi bro,udh ngetawain kebodohan lu kale WKakwkAkwkak”

Satyo memang selalu menjadi bahan tertawaan bersama temannya karena kemalesannya sampai membuat lemot cara berpikirnya.
“Bro kita kan klo tiap pulang kuliah, selalu gini-gini aja nih, kita bikin sesuatu yang bagus yu?” tanya Satyo
“Mau bikin apalu bro, jadwal kuliah aja lu suka lupa Wkawkakkwak” timbal Rudi 
Pandangan sinis Satyo langsung terpancarkan ketika temannya selalu berkata seperti itu.
“Jadi gini bro, mau sampe kapan kita gini-gini aja pulang kuliah klo ga nongkrong di kosan nongkrong ditempat makan, aktivitasnya juga sama aja, main game doang, bedanya kalo diluar sekalian liatin orang lewat deh, mau sampai kapan bro?”
Mendengar ucapan Satyo yang begitu membara, rudi dan temannya tetep fokus memegang handphonenya sambil berkata, “push rank bro”
Sepertinya omongan Satyo tidak ada yang mendengarkan, didalam diamnya Satyo saat teman temanya masih fokus bermain game, Satyo masih berfikir apa yang harus dilakukan setidaknya berguna untuk lingkungan sekitar. Di dalam kegelisahan Satyo berkata 
“Gw gabisa gini-gini aja! Tapi gw harus melakukan apaaa??” kegelisahan tersebut masih terbawa sampai rumah dan kamar tidur satyo.

Jam menunjukan waktu 23:34, saking menggemanya pidato bung karno pikiran Satyo masih terpaku “Apa yang harus saya lakukan untuk bangsa ini ?” padahal pidato itu sudah lama terucap dan orang lain juga udh banyak yang mengatahui pidato tersebut, namun satyo baru terinspirasi ketika umur 21 huh, Sungguh telat kamu Satyo. Krik krik krik krik, tek tok tek tok mmmmmmmmmmm, suara jangkrik, detik jam dinding dan kipas angin, saling bersautan satu per satu, lampu kamar sudah mati, Satyo berbaring dengan keringat yang membasahi leher dan bajunya dengan berpindah dari posisi satu keposisi lainnya.

“Kamu ini kuliahnya jurusan apa Satyo” tanya kakek Satyo 
“Teknik Informatika kek emg kenapa?”
“Wah kamu ga salah ambil jurusan Sat”
“Iya kek, ak kan suka depan komputer dari dulu”
“Emg kamu klo di depan komputer biasanya ngapain aja sat?”
“Youtubeban sambil belanja online kek”
Mendengar kata Youtube kakek langsung kaget
“Hah apaaaaa? kamu itu kan bakal jadi insiyur informatika, masih kamu nonton sih ? kamu udh bikin aplikasi apa ?”
Satyo diem mendengar pertanyaan kakek, sambil berfikir ko dia tau ya kuliahan gw, kerjaannya bikin aplikasi.
“Kamu ko diem aja, kamu ini bisa ngoding ga? Kmu udh kuasain bahasa apa aja ?? “
Satyo tambah bingung mendengar pertanyaan kakek, tau tauan aja dah, perasaan dia dulu sekolah tentara.
“Loh kamu ini ditanya? Kamu ga bisa ngoding yaaaaa ? jangan bikin malu ya ga bisa ngoding, klo kamu gabisa ngoding sama aja kamu kuliah jurusan bidan tapi gabisa ngelahirin anak nak nak nak nak nak”
Terbangunlah satyo dari tidurnya dengan baju basah yang penuh dengan keringat sambil terdiam memandangi jam dinding yang menunjukan jam 3:20 pagi. Bangunlah satyo untuk menganti baju yang basah dan langsung menju kamar mandi untuk wudhu dan sekalian manjalankan ibadah sholat tahajud dan melanjutkan tidurnya kembali..

*keesokan harinya*
“Ko gw mimpi aneh banget ya semalem? Segala kakek kakek pesiunan militer tau tauan coding-codinganlah, megang hp yang bergetar aja ikut gemetaran.” mimpi semalam masih, terngiang dipikiran Satyo.
“Apa pertanyaan kakek adalah jawaban dari bidang yg harus gw gelutin, untuk mengharumkan indonesia?” pertanyaan-pertanyaan kaya gitu menghantui pikiran satyo selama perjalanan menuju kampus untuk menghadiri kuliah pada siang hari.

Satyo blm menemukan jawaban atas kegelisahanya selama 2 harian ini. Sampai seketika dia melihat sebuah, poster yang terpajang di mading kampus.

Tantang dirimu untuk harumkan indonesia

carikan jalan keluar untuk pemecahan masalah bangsa ini, melalui karya aplikasi buatanmu dengan kategori, webApss, Android atau IOS!!
Buktiin ke para pahlawan, klo kamu bisa bikin negara ini lebih baik lagi! Jangan bikin dia sedih melihat kamu alay di sosmed broo!!!
Kalo lo berani Kami tunggu hasilmu secepatnya disini  lomba@harumkanindonesia.com *

“Oke, sepertinya kakek gw sudah menjawab apa yang harus gw lakukan untuk mengharumkan negara ini, yaitu coding,  tapi gw gabisa ngelakuain ini sendiri, gw harus minta bantuan siapa ya? Ya pasti temen deket gw lah

Sepulang kuliah satyo langsung membicarakan ide yang dia temukan kepada teman dekatnya yaitu Rudi, mendengar ide yang akan dibuat satyo rudi hanya tertawa saja.
“Kenapa lu ketawa doang sih, Mau sampe kapan kita kupu kupu tiap hari?” Satyo berkata
“Hahahha, apa yang pengen lu lakukan emang keren sih, tapi lu ga liat untuk lomba yang di mading itu?”
“Kenapa bro?”
“Itu lomba buat tingkat nasional broo, lu coding “hello word” aja masih “syntax error”, lagu laguan mau ikut lomba tingkat nasional lu ah!! Mending lanjut push rank aja bro”
“Itu lombanya masih lama banget bro, kita kan masih bisa belajar dulu”
“Tetep aja bro, susah, kita kan nanti bakal jadi sarjana komedi bukan sarjana komputer, ya ngapain, kita ikut-ikut lomba gituan wkwkwkwkw”
“Jagan gitu dong bro Rudi, Gimana juga kita kan bakal jadi penerus bangsa, lu emang ga kasian sama para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan dengan mengkorbankan nyawanya?”
“Wew berat juga pak satyo ah,otak gw udh ga sampe, udah ah gw mau tiduran dulu di mesjid”

Rudi sangat tidak mau mengikuti lomba tersebut karena merasa belum jago untuk membuat aplikasinya, Padahal Satyo juga merasa tidak jago untuk membuat aplikasi, namun satyo tetep berusaha mencari solusi dari permasalahan negara ini melalui proses bisnis yang akan dia buat.

“Ifmanin.com kayanya bagus deh, informasi manusia di indonesia, gw tinggal nyari team untuk ikut lomba ini deh”
Satyo sudah membuat ide terhadap apa yang akan dia buat untuk mengikuti lomba, sekarang waktunya mencari team untuk ikut membantu dalam pengembangan aplikasi tersebut, namun disisi ini kendala yang paling susah, karena jarang orang yang mau ikut lomba tersebut, sampe akhirnya satyo mengikuti kursus untuk memperdalam ilmu IT untuk bahan lomba.

*setelah 4 bulan mengikuti kursus* 
“Alhamdulilah, gw bisa menyelesaikan projek lomba ini, Sekarang waktunya gw bakal kirim proposal dan alamat aplikasi yang gw buat ke email: bismillah”
Dengan semangat yang sungguh-sungguh satyo bisa menyelesaikan projek lombanya secara tepat waktu, walaupun satyo dibantu dengan tutornya selama kursus namun ide dari proses bisnis yang dibuat adalah hasil dari pemikiran satyo.

“Gila hebat juga lu ya, udh jagoan developer nih sekarang” Rudi berkata
“Bukan jagoan bro tapii emang gw mau membuat sesuatu yang terbaik yang bisa gw lakukan, itu aja, lu lagi gw ajak gamau” 
Kini satyo sudah agak mengurangi bermain bersama teman sepergaulannya dahulu, namun silahturahmi tidak putus, temen satyo menyadari satyo kini memiliki pemikiran yang visioner dan tidak suka melakukan aktivitas yang tidak berguna kedepanya.

Satyo sedang menikmati kopi ditemani goreng pisang yang dia beli di abang gorengan sambil beristirahat menikmati turunya hujan di teras rumahnya. Tiba tiba handphonenya berbunyi, Satyo langsung saja mengambil handphone yang tergeletak di samping gelas kopi. Ketika dilihat ternyata itu balasan email dari lamaran lomba yang diikiuti satyo sebelumnya.

                    *Isi Surat Email*
Terima kasih atas partisipasi kamu untuk mengikuti loma ini
Ide yang kamu buat cukup menarik, aplikasi yang kamu buat juga sudah cukup bagus, tapi sayang kamu tidak bisa melanjutkan perjuangan kamu, tapi tenang saja kami tetep mengahargai ide yang telah kamu kamu buat dengan memberikan kamu beasiswa 1 bulan kursus di lembaga ABC.

Manfaatkan kesempatan ini ya untuk mengasah kemampuan kamu lebih dalam!!!


                                    Regrads 



Panitia Lomba  


Membaca email yang dikirim panitia satyo merasa sedih karena perjuanganya tidak sampai ke babak selanjutnya. Satyo merenung sejenak sambil mendengarkan suara hujan yang begitu kencang.Sampai akhirnya Satyo membaca kembali email dari handphone yang berada di tangan kanannya dan berkata “Hasil yang mengecewakan ini ga akan membuat gw putus asa, gw bakal bikin sesuatu yang lebih baik lagi!” sambil mengepalkan tangan yang satunya lagi.

You Might Also Like

0 komentar: