Puisi
Menuntun Matahari
panas ini berbeda dengan hari sebelumnya
langkah kaki terasa berat dengan tumpukan
keringat membasah
matahari terik pas diatas kepala
teriknya panas ini hingga menyengat kulit
kepala, hingga ubun-ubun
inginku rendam saja kepala ini! pada dinginnya
air berselimut kan es yang
membekukan otak kepala hingga ke ubun-ubun.
ketika pala ini dingin aku bisaa berfikir yang
seharusnya aku lakukan dan aku kerjakan
tidak dengan kepala panas yang hanya bisa
memunculkan ide-ide yang tak seharusnya
keluar dari pikiran ini.
aku ingin bebas…. melihat yang indah-indah
mencari yang seharusnya ku inginkan
mendapatkan yang sudah ku harapkan
matahari yang sebelumnya memunculkan kemampuan
yang dia miliki
kini mulai kehilangan kemampuannya untuk
menyinari bumi
aku melihat indahnya awan senja yang menuntun
matahari untuk tertidur
pergantian awan yang indah untuk di nikmati
awan bewarna orange perlahan memudar menjadi
hitam
rotasi ini nyata!
aku harus meraskan Panas ini terjadi untuk
mendapatkan indahnya senja
aku harus meraskan Panas ini untuk mendapatkan
yang ku inginkan
dan aku harus merasakan panas untuk mendapatkan
yang ku harapkan
0 komentar: